Yes, Aku Senang Berkarya... Yes, Aku Senang Berkarya...Yes, Aku Senang Berkarya... Yes, Aku Senang Berkarya...Yes, Aku Senang Berkarya... Yes, Aku Senang Berkarya...Yes, Aku Senang Berkarya... Yes, Aku Senang Berkarya...Yes, Aku Senang Berkarya... Yes, Aku Senang Berkarya...

Jumat, 26 Agustus 2011

Fase Brutalisasi, Oleh: Aros Puj Djoangkoe

Era globalisasi ini, Indonesia sarat akan perkembangan maju, tetapi juga pasti diboncengi oleh tindakan-tindakan menyimpang yang sangat menjerumuskan...
Seks bebas, narkoba, kriminalitas, kekerasan, dan lain-lain seakan sudah menjadi barang umum yang ‘ngembrah’ ada di masyarakat.



Coba, setel saja televisi Anda!
Ketika pendidikan karakter minim didapatkan, barang kotak tersebut merupakan media yang paling ampuh mentransfer tindakan-tindakan menyimpang; seperti bahasa / tutur kata yang tidak santun, model pakaian yang semakin menepiskan eksistensi bahan (kain), menyemir rambut, gaya hidup artis yang kebanyakan hedonisme (bermegah-megahan), membeda-bedakan kelas sosial, lagu-lagu merusak yang tidak pantas masuk ke telinga, sinetron-sinetron sampah, adegan ciuman, cinta liberalisme (pacaran) yang kini sudah membudaya, sifat licik, kekerasan fisik, miras, narkoba, dan masih banyak lagi dalam hitungan yang tak berbatas...
Kini, juga mudah menemukan tulisan-tulisan sampah, berupa buku-buku komedi yang biasanya menjorok mesum, cerita-cerita berbau seks, foto-foto pornografi di kebanyakan majalah, dan juga atas tulisan-tulisan pop menyumbangkan budaya barat yang kebanyakan tidak senada dengan budaya kita...
Lebih-lebih jika Anda sudah membuka internet, maka camkan bahwa kebobrokan karakter sedang membidik bangsa kita...




Indonesia sedang memasuki fase brutalisasi!





Konon, dulunya budaya bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang luhur, atas apa yang terus di’uri-uri’ oleh nenek moyang dan para pahlawan yang tidak pernah dihargai... Apalah harga segala kenangan atas kejayaan masa lalu, kalaulah sekarang Indonesia sedang dalam kemunduran yang nyata, yaitu tatkala pembangunan hanyalah memperhatikan faktor fisiknya saja... pancasila hanya sebagai pajangan dan nilai-nilai kan terus mengalami pergeseran...




Beranikah kita membayangkan bagaimana kabar Indonesia sepuluh-dua puluh tahun ke depan? Masa depan bangsa kita hendak ditaruh di mana?



Eksistensi anak sebagai cikal bakal bangsa harus benar-benar mendapat perhatian lebih...
Ayolah, golongan yang lebih tua, agar berregenerasi dengan menerapkan teladan yang benar! Pendidikan karakter itulah hal yang utama, sehingga anak bangsa kaya akan karya yang positif, selalu dekat dengan ajaran agama. Dan masa depan Indonesia pun kan terselamatkan, malah mulia.




Magelang, 12 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar